Punya Kucing itu…
OK, ini kejadiannya: beberapa hari lalu satu dari empat ekor kucing yang kami punya tiba-tiba meloncat ke rak yang berada di atas kompor lalu menjatuhkan beberapa buah botol (yang tentu saja langsung hancur berantakan) dan juga menghancurkan kompor tanam kami. Ya, kompor kami hancur karena kompor yang sebagian besarnya terdiri dari kaca tebal alias tempered glass itu tak kuat menahan benturan bertubi-tubi dari botol yang berjatuhan.
Atas kejadian itu, tentu saja kami hanya bisa mengurut dada. Lha abis mau apa lagi coba? Mau marah-marah ke si kucing, dia juga nggak akan ngerti. Apalagi mau nyuruh dia ganti rugi, mana mungkin?!
Akhirnya ya sudah, saya bilang ke teman-teman yang bersimpati atas kejadian kompor saya yang hancur itu begini:
Gw berpikir, punya kucing (apalagi banyak) itu kayak punya pengingat bahwa di dunia ini nggak ada yang abadi. Semua harta-benda di dunia ini hanya titipan belaka…
Yups! Selama saya punya kucing, mungkin sudah sejak 12 tahun lalu, entah sudah berapa banyak barang yang harus saya relakan untuk rusak atau setidaknya cacat.
Misal: meja kayu jati kesayangan yang saya beli dengan gaji pertama, pinggir-pinggirnya cacat penuh garukan karena salah satu kucing saya memang tidak pernah mau menggaruk tempat garukan apapun yang saya belikan untuknya.
Juga kasur pegas yang saya beli dengan merogoh kocek cukup dalam. Itupun tak luput dari garukan kucing yang akhirnya membuat jahitannya berlepasan.
Jadi ya sudah, akhirnya memang mungkin kucing-kucing saya ini ditakdirkan untuk bersama saya sebagai pengingat bahwa harta tak akan dibawa mati. Harta benda itu, seberapapun berharganya, akan rusak dan tidak abadi.