2023 Harus Lebih Sehat

2023 Harus Lebih Sehat

2023 harus lebih sehat berawal dari sebuah perjalanan ke Bandung. Ceritanya gini, di akhir tahun kemarin, sebelum jalan-jalan keliling Pantura, saya datang ke resepsi pernikahan anak dari sepupu saya. Di acara yang seharusnya penuh keceriaan itu, saya malah merasa pilu karena ketika bersalaman dengan sepupu saya, dia malah minta didoakan supaya cepat meninggal saja. Lha? Kok gitu??

Mundur ke belakang sedikit, sepupu saya ini kena stroke beberapa tahun lalu. Padahal waktu itu umurnya masih terbilang muda, baru sekitar 40 tahunan. Dia yang saya kenal adalah orang yang sangat aktif, tidak pernah merokok, dan badannyapun selalu terjaga alias tidak pernah gemuk lha kok tiba-tiba stroke dan sekarang jadi tidak bisa ngapa-ngapain! Sedih rasanya ketika kemarin saya melihat sendiri keadaannya.

Maju lagi nih. Sejak peristiwa resepsi itu maka sayapun jadi kepikiran akan keadaan kesehatan saya sendiri. Apalagi saat perjalanan ke Pantura kemarin, saya sempat ngobrol-ngobrol dengan saudara yang dokter yang mengatakan bahwa sepupu saya itu memang jarang mengontrol kondisi kesehatannya. Padahal dia tahu bahwa ayahnya stroke dan meninggal karena itu. Ah! Saya jadi makin terpacu untuk segera memeriksakan kondisi badan saya ini.

Puskesmas yang Modern

Begitu sampai Jakarta, saya langsung menjadwalkan diri untuk kontrol ke puskesmas. Ya, puskesmas sekarang (khususnya di Jakarta) memang membuat saya tidak malas lagi untuk memeriksakan kondisi kesehatan. Tidak seperti bayangan saya tentang puskesmas zaman dulu yang terbuat dari bilik, tidak teratur, dan sulit diakses, sekarang di Jakarta, beberapa puskesmas memang sudah berbenah dan menjadi tempat yang lebih ramah serta jadi solusi untuk kesehatan.

Di puskesmas faskes (fasilitas kesehatan) pertama saya ini begitu orang datang, langsung ambil nomor antrean untuk kemudian menunggu dengan nyaman sebelum dipanggil ke loket pendaftaran. Di loket pendaftaran kita akan ditanya akan memeriksakan apa? Di loket ini juga kita menunjukkan kartu BPJS yang sekarang ini lebih mudah dibawa-bawa karena selalu ada di aplikasi ponsel. Setelah mendaftar, kita akan mendapat kartu berobat dan ditunjukkan ke ruangan mana kita harus pergi untuk mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan.

Bila ingin ke dokter umum, maka cukup menyerahkan kartu berobat tadi ke perawat dan mereka akan mengecek berat dan tinggi badan, juga tekanan darah. Setelah itu, tinggal menunggu dipanggil dokter.

Dari konsultasi dengan dokter siang itu, benar saja dugaan saya bahwa tekanan darah saya cukup tinggi dan langsung diberi obat untuk itu. Tidak hanya itu, sayapun diberi rujukan untuk pemeriksaan laboratorium yang bisa saya kerjakan segera atau menunggu saat kontrol ke puskesmas di bulan berikutnya.

Di bulan berikutnya saya kembali ke puskesmas untuk periksa laboratorium. Alurnya masih sama dengan kalau berobat biasa. Ya, saya beruntung bahwa di puskesmas saya ini sudah tersedia fasilitas laboratorium sehingga tak perlu lagi pergi ke tempat-tempat rujukan.

Jangan lupa, untuk pemeriksaan darah di laboratorium dibutuhkan waktu puasa 10-12 jam. Jadi usahakan untuk makan sesuai dengan waktu hendak mengambil darah. Bila akan ambil darah jam 7 pagi, maka usahakan makan terakhir adalah jam 9 malam. Harus diingat bahwa selama puasa, tidak boleh makan apapun, hanya boleh minum air putih saja.

Hari itu saya ambil darah pada pukul 10 pagi lalu menunggu sekitar 2,5 jam untuk mengambil hasilnya. Begitu dapat hasil, saya langsung berkonsultasi dengan dokter dan lagi-lagi dapat obat untuk beberapa hal yang perlu diperbaiki dari hasil tes darah saya.

Semua berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Pengambilan obatpun teratur rapi dan terintegrasi dengan dokternya. Jadi dokter tidak perlu lagi menulis resep di kertas. Saya hanya cukup menunjukkan kartu pasien, maka pihak farmasi langsung tahu obat apa yang harus diserahkan pada saya.

Puskesmas di Daerah

Cerita saya di atas adalah tentang puskesmas di Jakarta. Bagaimana dengan puskesmas di daerah?

Saya sendiri merasakan keribetan puskesmas di daerah tuh beberapa tahun lalu sih, saat saya masih mengurus Askes Bapak dan Ibu saya. Bagaimana keadaannya sekarang, saya sendiri belum merasakannya. Tapi dari hasil bertanya-tanya pada beberapa teman yang tinggal di kampung tempat saya tinggal, mereka bilang bahwa berobat dengan pakai BPJS di puskesmas daerah sangatlah tidak nyaman. “Antreannya bisa bikin orang yang tidak sakit jadi sakit,” begitu kata salah seorang teman.

Saya lalu berpikir, dengan iuran yang sama besarnya, betapa tidak adilnya pelayanan BPJS yang tidak sama standarnya ini. Ada yang begitu nyaman, ada yang begitu menyusahkan. Dan sayangnya, yang susah aksesnya justru mereka yang sangat membutuhkan pengobatan melalui BPJS.

2023 Lebih Sehat dengan Olahraga dan Perubahan Pola Makan

Selain kontrol ke puskesmas dan mulai mengonsumsi obat demi memperbaiki beberapa kondisi yang harus diperbaiki dari tubuh saya maka sayapun memutuskan untuk mendaftarkan diri ke pusat kebugaran yang kebetulan tidak terlalu jauh dari rumah.

Tempat kebugaran ini walau bukan di kota besar tapi tetap bersih dan nyaman. Peralatannyapun bagus-bagus. Buat saya yang lebih banyak membutuhkan latihan-latihan cardio, fasilitas di tempat kebugaran ini sudah lebih dari cukup.

Pola makanpun sedikit demi sedikit saya ubah. Porsi makan yang selama ini tidak pernah saya perhatikan, kini sedikit saya lirik. Tidak mudah memang, tapi ya lebih baik berusaha daripada tidak sama sekali. Pokoknya 2023 harus lebih sehat!

Harapan

Saya sejak dulu memang tidak pernah berharap umur panjang karena trauma melihat orang-orang terdekat saya yang umurnya panjang tapi sakit-sakitan. Saya berpikir, buat apa umur panjang kalau hanya bisa tergeletak tak berdaya di tempat tidur?

Karena itulah saya berharap, tahun ini adalah awal dari hidup yang lebih sehat. Semoga saja harapan saya itu bisa tercapai! 2023 lebih sehat!

2 thoughts on “2023 Harus Lebih Sehat

  1. Semangat, Mas Danang! Aku juga nih tahun ini harus mulai jaga makan dan harus rajin olahraga. Umur sudah tidak muda lagi, harus sayang sama diri sendiri. Jangan abusive ke badan. Semoga kita semangat dan konsisten terus ya hidup sehatnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *