Oscar 2023 dan Industri Hiburan yang Bias

Oscar 2023 dan Industri Hiburan yang Bias

Oscar 2023 kembali dihelat. Acara tahunan pemberian penghargaan atas prestasi mereka yang bekerja di bidang industri perfilman ini lagi-lagi memberi kejutan. Bukan kejutan memalukan seperti yang terjadi tahun lalu, tapi kejutan membanggakan terutama bagi masyarakat asal benua Asia karena setelah 95 tahun menunggu, akhirnya ada perempuan Asia yang meraih predikat pemeran utama terbaik (Best Actress). Ini tentu saja membanggakan, walaupun juga menimbulkan begitu banyak tanya, kenapa baru sekarang?

Ditilik dari sejarahnya, piala Oscar atau “Academy Awards” pertama kali diselenggarakan pada tahun 1929. Saat itu acara ini dilakukan secara tertutup dan hanya dihadiri oleh undangan yang berjumlah sekitar 270 orang saja. Piala yang dibagikan hanya 15 buah dan acara penyerahan piala Oscar ini hanya berlangsung selama 15 menit.

Lalu siapa di balik piala yang selalu menjadi tolok ukur kedigdayaan dalam industri perfilman ini? Adalah AMPAS (Academy of Motion Picture Arts and Science) yang keanggotaannya berdasarkan undangan yang memiliki hak untuk menilai dan memilih siapa saja yang dianggap terbaik dalam industri film dunia. Saat ini anggota AMPAS berjumlah 10.000 orang.

Oscar 2023 masih bias

Bila kita mengamati komposisi anggota AMPAS maka akan terlihat bagaimana ajang Oscar sampai saat ini adalah ajang yang masih bias baik gender maupun etnis walaupun di tahun-tahun belakangan telah dapat banyak kritik karena “Oscar terlalu putih”.

Bayangkan, dari 10.000 anggotanya, hanya 1/3-nya saja yang adalah perempuan dan lebih sedikit lagi yang dari kulit berwarna alias hanya 1/5-nya. Dengan komposisinya yang demikian, tak heran bila sebelumnya perempuan berwarna harus menunggu 74 tahun untuk bisa diakui dalam ajang ini.

Pada akhirnya, Oscar hanya akan menjadi tontonan belaka bila kuasa budaya populer Amerika dan Hollywood yang jadi kiblat perfilman dunia terus membuat demografi anggota AMPAS timpang. Ini akan menutup begitu banyak talenta dari negara-negara kulit berwarna untuk bisa meraih penghargaan di ajang Oscar meskipun banyak mendapat penghargaan di festival-festival film kelas dunia lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *