2024: Menyudahi yang Tersisa. Mengingat Kembali yang Terlupa.
Gini-gini, tahun ini memang harus ada yang berubah! Setidaknya itu tekad yang saya gelorakan di awal tahun. Biasalah, awal tahun, saatnya memasang resolusi dengan target yang boleh jadi di akhir tahun akan saya lihat sebagai terlalu muluk, lalu meminta-minta sedekah kasihan bahwa saya tidak mencapainya karena sejuta alasan.
Tapi setidaknya begini, tahun ini saya membukanya dengan Traveler’s Notebook baru. Bukan karena Traveler’s Notebook saya yang lama sudah usang akibat terlalu sering dipakai, tapi lebih karena jamur telah melekatinya dan ini jelas karena dia berdiam terlalu lama di rumah. Saya sudah mencoba memperbaikinya tapi kata Debin: “Mending kamu beli yang baru aja deh!”
Nah kan! Siapa yang nggak semangat beli barang baru?
Ya sudah, saya beli baru dan untuk bulan ini (saya tidak mau lagi bermuluk-muluk menyiapkan bujo – bullet journal- tahunan. Mendingan setiap bulan saja saya siapkan sekaligus mengadaptasi keperluan) saya menambahkan lembaran “pelacak kebiasaan” atau bahasa kerennya “habit tracker”. Nah ada tiga kebiasaan yang bulan ini ingin saya lacak. Pertama adalah kebiasaan untuk membaca buku dengan target minimal 10% dari total halaman sebuah buku per hari. Jadi kalau kebiasaan ini sanggup saya lakukan maka setidak saya bisa menyelesaikan sebuah buku dalam 10 hari. Artinya, dalam sebulan minimal 3 buku yang saya baca. Lumayan lah! Tidak seperti tahun lalu yang saya so(k) busy sampai-sampai sok tidak sempat baca buku, padahal sok-sok-an punya siniar tentang buku.
Nah, kalau kebiasaan membaca buku ini bisa jalan maka kebiasaan bersombong ria di Goodreadspun akan mulai saya galakkan. Jadi jangan kaget kalau, setidaknya di awal tahun, saya akan banyak memutakhirkan Goodreads saya yang sudah lama terbengkalai.
Kebiasaan kedua yang mau saya telisik adalah kebiasaan menulis jurnal harian. Ini sebenarnya bukan perkara sulit karena saya memang sudah punya kebiasaan ini. Tapi rupanya, di tahun 2023 di mana saya terlalu sok sibuk, jurnal harian saya banyak yang bolong-bolong. Ini nggak bener! Saya harus memperbaikinya dengan meluangkan waktu di pagi hari saat bangun tidur atau saat berkereta ke kantor. Jelas-jelas itu ada waktu setidaknya 45 menit untuk saya menulis, tapi selama ini hilang begitu saja karena saya malah sibuk buka-buka hal nggak penting di HP.
Kebiasaan ketiga adalah menulis blog setidaknya seminggu sekali. Ini bukan saja karena saya nggak mau rugi udah bayar domain mahal-mahal tapi kok nggak ada isinya, tapi juga memang sebuah kebutuhan untuk menyalurkan hasrat ingin terkenal uneg-uneg atau sekadar catatan atas apa yang saya rasa dan lakukan sepanjang minggu. Apalagi Debin sudah mulai merencanakan jalan-jalan lagi, ini kan butuh catatan biar saya eksis.
Selain tiga kebiasaan yang ingin saya lacak di bulan Januari ini, saya juga menambahkan selembar halaman lagi yang kalau orang-orang bujo menyebutnya sebagai “gratitude journal” alias “jurnal rasa syukur”. Ini tidak pernah saya lakukan sebelumnya karena saya merasa: “ah…lebai banget rasa syukur harus ditulis setiap hari.”
Tapi tahun ini saya merasa bahwa hal-hal kecil dalam keseharian rasanya perlu saya catat dalam rasa syukur. Saya ingin kebiasaan bersyukur ini menjadi sesuatu yang saya lakukan setiap hari. Tidak hanya saat ada hal-hal besar, tapi hal-hal kecilpun harus saya syukuri agar hidup ini terasa lebih nikmat.
Apakah saya akan berhasil setidaknya melacak 4 kebiasaan di atas? Mari kita lihat!