Sekarang Sudah Desember!

Nggak terasa sekarang sudah Desember 2024. Saat saya menulis ini, tepat di pertengahan bulan, saya sedang sibuk mengubah format blog menjadi lebih terbuka dalam artian ke depan blog ini akan berubah menjadi website yang mengenalkan siapa saya dan apa bisnis yang saya jalankan. Ini dalam rangka memindahkan tulisan-tulisan saya yang bersifat artikel ke blog yang lebih umum.

Selain mengubah format blog, saya juga sedang sibuk menyiapkan jurnal untuk tahun depan. Ya, bersama Kimi, teman saya di podcast Matamatakata, saya mencoba untuk menjadi lebih analog di tahun depan. Ini tidak terlepas dari pembicaraan kami dengan seorang penulis dalam salah satu episode yang sayangnya filenya rusak bahwa semakin lama kemampuan kita untuk berkonsentrasi semakin rendah dan ini disebabkan oleh kebiasaan menonton video-video pendek di media sosial. Ngerinya dalam kehidupan nyata, ketergantungan saya pada telepon genggam dan media sosial makin hari memang terasa makin memprihatinkan.

Tapi sebelum membicarakan apa yang akan saya lakukan di 2025, biarlah saya sedikit berefleksi tentang tahun yang akan segera berakhir.

Cita-cita di 2024

Tahun 2024 tidak seperti yang saya duga. Awalnya saya merasa akan banyak tulisan di blog ini karena di awal tahun setidaknya ada empat hal yang saya ingin biasakan:

  • Berjurnal di Traveller’s Notebook baru.
  • Membaca buku 10% sehari.
  • Menulis blog 1 minggu 1 artikel.
  • Membuat jurnal rasa terima kasih.

Mana yang berhasil? Hampir tidak ada!

Berjurnal di Traveller’s Notebook baru tidak tercapai karena saya yang pelit ini tidak sampai hati untuk memakai barang baru ketika barang lama, walaupun wajahnya sudah tak karuan, masih bisa dipakai. Jadi akhirnya ya saya masih saja memakai Traveller’s Notebook lama yang sudah jamuran itu. Tentang apa yang saya tulis di sana rupanya juga tidak sebanyak yang saya canangkan. Memang sih saya banyak menambahkan foto dan catatan perjalanan, tapi tetap tidak sebanyak itu.

Membaca buku 10% sehari rupanya juga hanya saya jalani hingga pertengahan tahun saja. Setelahnya saya agak lamban dalam membaca. Ini tentu menyedihkan di kala saya menjadi salah satu orang yang ingin menggalakkan kebiasaan membaca buku sebagai bentuk perlawanan.

Menulis blog satu artikel per minggu tentu saja tidak tercapai! Lihat saja tulisan saya di blog ini sepanjang tahun 2024! Hanya 14 tulisan! Artinya paling ya sebulan sekali saya menulis di sini. Apa-apaan?!

Membuat jurnal rasa terima kasihpun menghilang bersama kegiatan berjurnal pada umumnya. Jadi bahkan sejak awal tahun saya sudah melupakan ini.

Peristiwa Penting di 2024

Dalam sebuah video tentang bullet journal ada penjelasan kenapa satu atau beberapa target dalam bullet journal tidak berjalan sesuai rencana. Salah satunya adalah adanya kegiatan yang membuat kita tidak melaksanakan apa yang sudah direncanakan. Karena itulah saya mencoba melogikakan apa yang terjadi dengan cita-cita yang tidak tercapai di tahun 2024 dengan menuliskan peristiwa-peristiwa penting yang mungkin bisa menjelaskannya.

Catatan pertama di tahun ini adalah perjalanan mencari nasi campur terenak di Jakarta. Walaupun perjalanan ini berhenti di pertengahan tahun tapi tetap saja mencobai makanan seru di Jakarta ini lumayan membuka wawasan. Tak jarang saya menemui tempat makan yang letaknya tidak biasa dalam perjalanan ini.

Kedua, perjalanan bersama teman lama yang sudah seperti saudara sendiri. Mereka adalah teman-teman saya orang Australia yang sudah saya kenal sejak masih tinggal di Bali. Tahun ini mereka berkesempatan untuk jalan-jalan keliling Asia, salah satunya ke Indonesia dan mengajak saya berkeliling Jakarta, Yogyakarta, Solo, Bandung, bahkan ke perkebunan saya di Cipanas. Ini pengalaman unik yang walaupun ada sisi-sisi anehnya tetap saja menarik untuk dikenang sebagai salah satu peristiwa penting di tahun 2024.

Peristiwa lain yang nggak kalah penting adalah kembalinya seorang teman yang sudah belasan tahun tidak berkontak. Tiba-tiba saja di kepulangannya tahun ini ke Indonesia dia mengontak saya dan sejak itu kami kembali bekomunikasi. Ini tidak terlepas dari tekad saya bahwa sejak Covid-19 kemarin di mana saya kehilangan banyak orang dan kenalan saya bertekad untuk tidak lagi punya musuh. Hidup ini terlalu pendek untuk punya musuh apalagi dari orang-orang yang sebelumnya adalah teman bahkan orang dekat.

Tahun 2024 juga tidak lengkap kalau tidak saya tulis sebagai tahun politik yang melelahkan. Tahun ini memang ada pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia. Sayangnya tahun 2024 bukanlah tahun politik biasa. Ada hal besar menyangkut konstitusi yang membuat saya kelelahan dalam memahaminya. Sayapun kemudian menjadi begitu apatis dan sebal dengan apa yang terjadi.

Di bulan Agustus, bulan di mana saya dan Bintang berulangtahun, kami melakukan perjalanan ke sebuh destinasi unik di luar Indonesia. Perjalanan ini seru banget sih. Mulai dari tahapan memperpanjang paspor yang rupanya sekarang sudah sangat nyaman, sampai ke menikmati kota kecil tempat destinasi kami berada.

Jelang akhir tahun saya dan Bintang memutuskan untuk pindahan. Tidak keluar dari lokasi tempat tinggal kami sebelumnya karena memang kami menikmati lokasi ini. Tapi kami pindah ke unit yang lebih besar dan nyaman. Kami pindahan ke kondominium yang pelayanannya lebih baik dan yang penting luasan tempat tinggal kami juga lebih ideal.

Peristiwa pindahan ini lumayan memakan tenaga dan pikiran. Selain kami perlu punya beberapa perabot baru, kami juga harus mengatur agar perabot lama bisa cocok dengan denah tempat tinggal baru ini. Namun pindahan kali ini benar-benar menyengangkan hasilnya. Semua jadi lebih nyaman.

Mau apa di 2025?

Di awal tulisan ini saya sudah sedikit menyinggung bahwa saya ingin lebih analog di tahun depan. Jadi salah satu hal yang saya inginkan adalah saya bisa mengurangi ketergantungan pada telepon genggam dan media sosial dengan memperbanyak menggunakan jurnal dan buku tulis. Jadi saya ingin membiasakan mencatat segala hal di buku catatan. Bukan hanya mencatat peristiwa, catatan, ataupun pekerjaan yang harus saya lakukan, tapi juga mencatat pengeluaran dengan lebih rapi. Yang terakhir itu adalah cita-cita lama yang tidak pernah tercapai selama ini.

Membaca buku 10% sehari juga tetap saya pertahankan sebagai tekad di tahun depan. Tahun lalu sebenarnya saya sudah bisa melakukannya. Tapi memang konsistensi sangat dibutuhkan untuk bisa bertahan hingga akhir tahun. Semoga saja tahun ini saya bisa melakukannya.

Hal lain yang kembali ingin saya lakukan adalah membuat 1 foto setiap hari. Ini bukan untuk kembali membuat saya tergantung pada media sosial tapi lebih sebagai catatan harian berbentuk gambar yang di tahun-tahun berikutnya bisa menjadi kenangan akan hari-hari yang saya lewati pada tahun tersebut.

Tentang menulis di blog seminggu sekali, karena tahun lalu tidak kesampaian maka saya mencoba mengurangi harapan di tahun depan. Setidaknya tahun depan saya bertekad untuk menulis di blog 2 minggu sekali. Semoga saja ini bisa terwujud.

Sebagai penutup, seperti doa yang saya panjatkan setiap akhir tahun, semoga saja tahun depan segalanya jauh lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Amiinn!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *