Perfect Days (2023)

Di sebuah kota yang super sibuk, Tokyo, ada kehidupan menarik tentang seorang bapak pembersih toilet umum. Inilah yang dibawakan dengan apik selama 125 menit oleh film Perfect Days (2023).

Adegan dibuka dengan pemandangan subuh di kota Tokyo, saat hanya ada beberapa orang sudah terbangun untuk membersihkan halaman rumah dan Hirayama mulai bersiap untuk bekerja. Dia memulai hari dengan membereskan tempat tidur, membersihkan diri, menyirami tanaman-tanaman kecilnya, lalu berangkat dengan mobil biru kecil setelah sebelumnya membeli sekaleng kopi dari mesin penjual kopi di depan tempat tinggalnya. Tak lupa dia tersenyum pada langit subuh yang menandakan harinya akan dimulai.

Membersihkan toilet dan satu tempat ke tempat lain, itulah pekerjaan Hirayama. Terkadang dia bertemu dengan rekan kerja sesama pembersih toilet yang usianya jauh lebih muda dan lebih banyak berbicara daripada bekerja. Dalam komentarnya, si rekan kerja bilang Hirayama terlalu serius dalam membersihkan toilet. Dia tidak melihat manfaat toilet dibersihkan terlalu serius karena toh akan kotor lagi. Diapun mempertanyakan Hirayama yang membawa mobil sendiri hanya untuk membawa peralatan pembersih toilet sendiri. Buat apa?

Saat jam makan siang, Hirayama mengambil waktu untuk duduk di bawah rindangnya pepohonan di sebuah kuil. Dia mengambil foto daun-daun yang bergerak tertiup angin. Dalam satu kesempatan dia juga meminta izin untuk mengambil anak pohon yang masih kecil yang tumbuh di bawah pohon besar. Ia lalu membawanya pulang, menambah koleksi tanaman kecil miliknya yang setiap pagi dia sirami di rumah.

Ketika waktu bekerja berakhir, Hirayama mandi di pemandian umum, lalu makan malam sebelum pulang untuk membaca buku hingga dia tertidur.

Begitulah keseharian Hirayama yang walaupun berulang terus setiap hari namun terkadang diselingi riak-riak kecil seperti saat tiba-tiba keponakannya datang dengan membawa masalah keluarga, kedai langganannya tutup dan pemiliknya tampak sedih, rekan kerja yang berulah, dan hal-hal yang biasa kita hadapai dalam kehidupan sehari-hari lainnya.

Di situlah menariknya film Perfect Days besutan sutradara asal Jerman yang pernah mendapat nominasi Oscar, Wim Wenders. Film ini tidak mengandung konflik meledak-ledak seperti kebanyakan film Hollywood, namun justru konfliknya bersifat mendalam. Sebuah kehidupan sehari-hari yang tidak asing bagi kita semua namun menarik diikuti justru karena sangat alami. Film ini bukan tenang orang kaya dengan berbagai hal tak biasa, tapi tentang orang kebanyakan yang juga punya saudara yang berhasil.

Bagi saya, simbol-simbol yang dipakai Wenders dalam film ini sangatlah luar biasa. Bahkan ketika memilih profesi pemeran utamanya yang adalah pembersih tempat yang bisa jadi terkotor di sebuah kota, itu saja sudah mempesona pikiran saya. Di akhir film, setelah kredit, ada gambar kecil yang menerangkan film ini dengan baik. Jadi jangan matikan film sampai ke bagian after credit ya!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *