Dalam sebuah pertemuan dengan seorang teman lama saya mendapat rekomendasi beberapa film yang minim konflik, salah satunya sebuah film yang dirilis pada tahun 2023 berjudul “Are You There God? This is Margaret.”
Film yang dibintangi antara lain oleh Rachel McAdams sebagai Barbara Simon, Kathy Bates sebagai Sylvia, dan bintang muda Abby Ryder Fortson sebagai pemeran utama, Margaret Simon, bercerita tentang seorang anak berusia 11 tahun yang terpaksa pindah dari kota besar (New York) ke wilayah pinggiran kota di New Jersey karena mengikuti ayahnya yang harus berpindah pekerjaan demi kariernya. Dia dan sang ibu kemudian harus menyesuaikan diri dengan kehidupan di pinggiran kota yang lebih “santai”. Diapun memiliki teman-teman baru yang menarik karena pada usia menjelang remaja ini begitu banyak hal yang mereka eksplor bersama. Mulai dari menaksir anak laki-laki favorit di kelas, ciuman pertama, memakai BH karena payudara yang mulai tumbuh (dan saling iri dengan ukuran payudara), sampai ke hal-hal lain seperti menstruasi dan membeli pembalut.
Di samping itu, ada hal menarik yang dipelajari Margaret dalam kehidupannya menjelang remaja yaitu tentang keberadaan Tuhan. Ketika wali kelasnya bertanya kenapa Margaret benci pada hari libur keagamaan, Margaret menjawab bahwa dia membenci liburan itu karena dia tidak merasa memiliki kepercayaan pada agama. Wali kelas lalu meminta Margaret untuk membuat penelitian tentang Tuhan dan di sini banyak hal menarik ditemukan oleh Margaret.
Berawal dari pertanyaan kenapa dia tidak pernah bertemu dengan kakek-neneknya dari pihak ibu? Margaret mendapat jawaban bahwa kakek-neneknya adalah penganut salah satu agama yang percaya bahwa menikah dengan orang berbeda agama akan menyebabkan masuk neraka. Karena itulah kakek dan neneknya memutus hubungan dengan ibu Margaret karena ibu Margaret tetap pada pendiriannya menikahi ayah Margaret yang berbeda agama. Lalu nenek dari pihak ayah yang begitu gembira ketika Margaret ikut ke rumah ibadah dan menganggap bahwa Margaret telah memutuskan untuk ikut agama ayahnya. Akhirnya Margaret terseret dalam konflik saling tarik tentang agama mana yang harus dianut Margaret.
Saya tentu tidak ingin membocorkan akhir dari film ini dan kesimpulan apa yang ditarik Margaret tentang agama, tapi bagi saya film ini sangatlah menarik untuk ditonton demi membuka pikiran tentang bagaimana seorang anak yang menjelang remaja melihat agama dan Tuhan. Selain itu, pergaulan jelang masa remaja dengan aneka eksplorasi akan hal-hal yang bersifat seksual juga menarik untuk ditonton karena disajikan dengan sangat naif khas anak-anak pada usianya.