The Holdovers (2023)

Film: The Holdovers (2023)

Non nobis solum nati sumus – Not for ourselves alone are we born.

Apa yang terjadi ketika seorang guru sejarah yang kaku, kolot, dan keras kepala, “terdampar” bersama seorang murid yang pintar tapi nakal dan sering membuat masalah, juga seorang juru masak sekolah yang masih bersedih karena anaknya yang bahkan belum berumur 20 tahun meninggal di medan perang? Itulah yang digambarkan dengan sangat apik dalam film satire berjudul The Holdovers.

Film besutan sutradara Alexander Payne ini dibuka dengan suasana jelang Natal yang diselimuti salju tebal dan murid-murid sekolah yang bersiap pulang ke rumah masing-masing untuk menikmati libur Natal bersama keluarga. Memang sih, hampir semua murid dan guru akan menikmati libur Natal bersama keluarga. Namun, seorang guru yang dibenci sesama guru lain “dikerjai” untuk tetap berada di sekolah, menjaga beberapa murid yang pada libur Natal ini tidak bisa pulang karena satu dan lain hal.

Awalnya beberapa murid memang tidak bisa pulang di libur Natal ini, namun kemudian ketika orang tua salah satu murid yang super kaya mengajak anak-anak yang tidak bisa pulang itu untuk berlibur bersama, maka yang tersisa hanya satu orang murid, yang orang tuanya tidak bisa dihubungi sehingga tidak bisa ikut berlibur bersama karena syaratnya adalah harus ada izin dari orang tua. Dialah Angus Tully (Dominic Sessa), murid yang walau pintar tapi bermasalah, yang seharusnya berlibur bersama ibunya namun di detik-detik terakhir sang ibu membatalkan karena lebih memilih untuk berbulan madu bersama suami barunya.

If you truly want to understand the present or yourself,

you must begin in the past.

Jadilah yang tersisa di sekolah itu hanya si guru kolot, Paul Hunham (Paul Giamatti), Angus Tully, dan Mary Lamb (Da’Vine Joy Randolph) yang hari-harinya begitu kelam karena anaknya yang ikut dalam perang Vietnam baru saja tewas. Sejak awal gabungan antara ketiga orang ini memang sudah aneh. Namun keanehan makin menjadi ketika Hunham yang didesak untuk lebih santai oleh Mary lalu menawarkan hadiah Natal pada Angus. Anguspun meminta Hunham untuk mengantarnya ke Boston dengan alasan ingin menikmati suasana Natal yang sesungguhnya.

Akhirnya karena sudah terlanjur berjanji maka Hunham mengabulkan permintaan Angus dengan memakai alasan melakukan karyawisata. Mereka bertigapun melakukan perjalanan ke Boston karena Mary juga minta diantar ke rumah adiknya dalam perjalanan ke Boston.

Selama perjalanan inilah sebuah ikatan di antara ketiga karakter ganjil ini terbentuk. Mereka jadi saling mengenal dan akhirnya bisa saling memahami bahkan mereka jadi lebih mengenali diri mereka sendiri.

History is not simply the study of the past.

It is an explanation of the present.

Film bergenre komedi ini menurut saya adalah film yang satire. Ia tidak menimbulkan tawa terbahak tapi mempertontonkan sesuatu yang depresif namun memiliki namun ganjil. Saya sendiri merasa cukup depresif saat menontonnya. Namun biar bagaimanapun film yang didapuk menjadi nominasi film terbaik dalam penghargaan Oscar dan Golden Globes tahun 2024 ini sangat layak untuk ditonton.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *